Tanji merupakan salah satu
perangkat karawitan sunda yang besar waditranya (instrument), tanji lahir dan
berkembang di Sumedang pada tahun 1965-an tepatnya di kampong Sumber, desa
Bojongloa, Kecamatan Buahdua, Provinsi Jawa Barat.
Awal keberadaannya dimulai oleh
kedatangan seorang yang bernama Arkilin, yang sering dipanggil Aki llin, dari
daerah Haurgeulis Kabupaten Indramayu. Ia adalah pedagang keliling dan suatu
saat sampai ke kampong Sumber, ia bertemu dengan seorang Seniman Reog bernama
Inggi, seorang pengrajin gula kawung (gula merah/gula aren). Ketika Aki Ilin mengetahui bahwa
Inggi adalah seorang seniman, ia menawarkan alat-alat kesenian yang ia sebut
dengan istilah parabot musik, atau alat-alat musik Barat.
Sebenarnya, istilah tanji dalam kesenian Kuda Renggong
itu artinya musik. Namun masyarakat sering mendefinisikan tanji sebagai salah
satu rangkaian acara hajat dalam Kuda Renggong yang dilaksanakan pada malam
hari dari pukul 9 sampai 11 malam sebelum keesokan harinya kudanya pentas
keliling kampung. Ini hanya hiburan
alakadarnya saja, kalau bahasa sundanya ulah “tiiseun teuing isukan rek
ngariakeun tapi teu ditanggap."
Narasumber: Bapak Encep Suharna selaku Ketua Paguyuban Kuda Renggong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar